"Selamat Datang Di Kanjul Hidayah, Semoga Blog Ini Bermanfaat”

Selasa, 26 Juni 2012

MURTAD DAN HUKUM-HUKUMNYA

Bismillahirrahmaanirraahiim

Ketahuilah Wahai Thalib ( orang yang mengharapkan ridha Allah ), bahwa syarat jatuhnya hukum murtad itu ada tiga ( 3 ) perkara, yaitu : 1. Baligh, 2. Berakal, 3. Ikhtiyar.
Maka tidak jatuh hukum murtad bagi orang yang gila, karena tidak ada akal baginya, juga tidak terkenai hukum murtad bagi orang yang masih belum baligh ( Anak-anak, masih belum dewasa ), demikian pula halnya dengan orang yang berada dibawah kekuasaan, tidak jatuh murtad, karena tidak ada ikhtiyar baginya.Jika seseorang murtad, kemudian dia gaila, dia tidak boleh dibunuh didalam gilanya, hanya ditunda ( ta'khir ) dulu sampai dia sembuh dari gilanya. Tetapi apabila telah tsabit murtadnya seseorang secara terang dan jelas, dengan ikhtiarnya, maka wajib menyuruh dia bertaubat tanpa ada penangguhan, jika dia mau bertaubat, dapatlah diterima taubatnya dengan syarat-syarat ( akan dijelaskan nanti/ kolom taubat ).Dia tidak boleh dibunuh, karena Allah SWT. berfirman;
" Katakan, ya Muhammad, kepada orang-orang kafir, jika mereka telah 'berhenti dari kekafirannya', maka Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka yang terdahulu." ( Surat al-Anfal, ayat 38 )/( Qs.VIII:38 ). Jadi, jika mereka benar-benar kembali kepada Islam dengan sesungguhnya, sekalipun asalnya murtad (kafir), haram darahnya, tidak boleh dibunuh. Tetapi jika dia tetap tidak mau bertaubat, maka wajib membunuh dia; dengan memancung lehernya dengan pedang. Karena Rassulullah saw. bersabda:" Barang siapa menggantikan agamanya dengan agama lain dari agama Islam, maka bunuhlah dia". (HR. Bukhari dan Imam Ahmad, dari Ibnu Abbas ra.).
Adapun yang memerintahkan membunuh dia adalah Raja atau wakil pengganti Raja. Apabila ada orang lain yang membunuhnya, maka jatuh hukum ta'zir atasnya.
Maka apabila sudah dibunuh, jangan di sholadkan mayatnya, dan jangan dikuburkan di pekuburan orang-orang Islam.

Adapun harta orang yang murtad itu mauquf, terhenti kepemilikannya. Tidak berarti hilang atau kekal kepemilikannya, sampai dia mati dalam kemurtadannya. Maka jelas hilang kepemilikannya, dan harta tersebut menjadi harta fai', yakni harta rampasan. Menjadi kas baitul-mal.
Read More..

Rabu, 13 Juni 2012

HAKIKAT IMAN & DUA KALIMAT SYAHADAT

Bismillahirrahmaanirraahiim.

Hakikat Iman menurut lughat atau bahasa adalah; at-Tashdiq artinya membenarkan sesuatu sebagaimana adanya dengan yang dibenarkan tersebut,baik Nabi atau yang lainnya.

Hakikat Iman menurut syara' atau istilah para ahli hakikat Muhaqqiq dari golongan Abu Al-Hasan Al-Asy'ari dan Abu manshur Al- Maturidy adalah; Membenarkan kenabian Muhammad saw. beserta apa- apa yang diwahyukan oleh Allah SWT. kepada Nya,dari agama Islam dengan pengetahuan yang dharurah agar orang awam dapat mengetahui dengan atau tanpa dalil.

Hakikat Iman atas orang awam itu disebut Basith, artinya tidak tersusun, yakni tashdiq ( membenarkan ) hati atas yang demikian itu.

Mengenai iqrar dua kalimat syahadat, bukan merupakan hakikat Iman,tetapi hanya sebagai syarat untuk melaksanakan segala hukum Islam di dunia saja. Demikian menurut Sa'aduddin dalam "Syarh Aqa'id".
Perkataan inilah yang menjadi acuan Syeikh Abu Mansyur al- Maturidy. Karena tashdiq didalam hati itu, meskipun merupakan hakikat iman, tetapi bersifat bathin dan samar atau tersembunyi.
Maka yang demikian itu merupakan alamat atau tanda yang menunjukkan atas IQRAR terhadap dua kalimat syahadat, agar dia dapat melaksanakan segala hukum Islam.


Jadi menurut perkataan tersebut, memberi pengertian kepada kita;

- Barang siapa didalam hatinya TASHDIQ ( membenarkan ) segala apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. dan mengikrarkan dua kalimat syahadat dengan lidahnya.
Maka orang tersebut MUKMIN pada bathinnya,yakni terhadap pengetahuan Allah SWT. karena padanya ada hakikat Iman,yakni tashdik dan MUKMIN pula dia pada dhahirnya terhadap pengetahuan manusia, Karena ada baginya alamat atau tanda, yakni iqrar.

Maka "dapat dilaksanakan baginya segala hukum Islam, sah pula dia dinikahkan dengan orang Islam,sah menjadi Imam sholad,sembelihannya halal dimakan,bila dia mati mayatnya dimandikan dan disholadkan,jenazahnya dimakamkan di pemakaman orang Islam,hartanya boleh diwaris oleh kerabatnya yang beragama Islam,dan sebagainya yang bersangkut paut dengan hukum Islam".

- Barangsiapa didalam hatinya TASHDIK ( membenarkan ) tetapi lidahnya tidak menyatakan IQRAR, tidak menyebut dua kalimat syahadat,bukan disebabkan kelu atau bisu,bukan pula karena enggan berbantah-bantahan. Maka orang tersebut Mukmin pada bathinnya.
Karena pada hatinya ada hakikat Iman,yakkni tashdiq. Tetapi tidak Mukmin pada dhahirnya,karena tidak ada alamat atau tanda kenyataan Imannya,yakni tidak mengikrarkan dua kalimat syahadat.
Maka tidak diberlakukan padanya segala yang bersangkut paut dengan hukum Islam. Tetapi dinegeri akherat dia menjadi penghuni syurga, karena ada Iman baginya."Rasulullah saw.menyatakan, Bahwa sekecil apapun Iman didalam hati hati seseorang, maka dia berhak mendapat surga.( HR.Muslim-pent.).

- Barangsiapa didalam hatinya tidak ada tashdik ( tidak membenarkan ),tetapi lidahnya mengikrarkan dua kaliimat syahadat, sebagaimana kelakuan orang-orang munafik.Orang tersebut tidak mukmin pada bathinnya, karena tidak ada tashdiq.Dinegeri akherat dia menjadi penduduk NERAKA serta kekkal didalamnya.

"Tetapi dihukumkan mukmin pada dhohirnya, karena dia mengikrarkan dua kalimat syahadat.Maka berlakulah baginya didunia segala hukum Islam, tidak dihukum kafir pada dhohir-nya,kecuali apabila ada ditemukan tanda kedustaan akan ikrarnya,seperti menyembah berhala,membuang mushaf Al-Qur'an ketempat najis. Maka apabila ditemuan tanda-tanda tersebut,jatuhlah hukum kafir atasnya,dan tidak diberlakukan lagi segala hal yang bersangkut paut dengan hukum Islam.


INILAH QAUL ATAU PERKATAAN YANG MU'TAMAD PADA MASALAH HAKIKAT IMAN.

Referensi mengenai dalil yang menunjukkan bahwa Iman itu adalah tasdhiq ( membenarkan dalam hati, bukan ikrar dengan lidah );
1. Artinya;
"Mereka itu lah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan kedalam hatinya..."(Surat al-Mujadilah,ayat 22)/(Qs.LVIII:22)

2. Artinya;
"Dan hatinya tetap tenang dalam beriman."
(Surat an-Nahl, ayat 106)/(Qs.XVI:106)

3. Artinya;
"Karen Iman itu belum masuk kedalam hati-hati Kamu."
(Surat al-Hujarat, ayat 14)/(Qs.XLIX:14).


Adapun antara IMAN dan ISLAM itu berbeda dalam pengertiannya sebagaimana definisi (ta'rif )tersebut sebelumnya. Namun keduanya sebagaimana dua sisi mata uang,saling berhubungan satu sama lain dalam syara'. tidak akan diperoleh MUKMIN tanpa MUSLIM dan sebaliknya barang siapa bersifat dengan Iman, Maka bersifatlah dia dengan ISLAM, dan barang siapa bersifat dengan ISLAM, Maka bersifatlah dia dengan IMAN.
tidak terlepas IMAN dengan ISLAM dalam hal syara',demikian pula tidak terlepas ISLAM dengan IMAN dalam hal syara'.

Oleh karena itu,Bagi Saudara ku yang beriman wajib hukumnya memelihara Imannya dari segala hal, apa saja yang dapat merusak Imannya.
Karena bagi siapa saja yang rusak Imannya,maka jatuhlah dia kepada kafir,serta musnahlah segala amal yang dikerjakannya. Orang yang demikian menjadi penghuni NERAKA serta kekal didalamnya. (Na'udzubillahi min dzalik).
Read More..

PEMBERSIH HATI

Bismillahirrahmaanirraahiim

Pada pertengahan abad pertama tahun islam lahirlah Ilmu TASAWUF tetapi masih bernama ZUHUD/ ABID yang dicetuskan/ disebarkan oleh beberapa orang yang bernama ABUZAR dan SAID IBNU JUBAIR, dan terkenalnya logat/ pembicaraan arti dari pada Tasawuf pada pertengahan abad kedua tahun tersebut diatas oleh seseorang bernama ABU HASYIM di negeri KUFAH.

Tasawuf berasal pada orang-orang suffi dari negeri SYAM/ PARSI yang memakai pakaian bulu domba putih dengan MAZZHAB RUHBANIAT/ BATHINIAH yang berdasarkan AL-QUR'AN dan HADIS NABI S.A.W.

Dan perkataan SHUFFI yang berasal dari kata-kata Shuffah yang artinya shaff ( Barisan shaff diwaktu sembahyang/ sholad ) sebab orang-orang shuffi yang kuat imannya dan murni Kebaktiannya, pada waktu sembahyang/ sholad selalu memilih/ menuju pada shaf yang pertama ( shaff dimuka ).

Orang-orang shuffi dalam logat/ pembicaraan Tasawuf lebih senang mengatakan MA'RIFAT dari pada perkataan ilmu, sebab ilmu itu kaku dan tidak ada nilainya untuk mencari jawaban dari pertanyaan APA dan BAGAIMANA, tetapi ilmu tidak dapat menjawab pertanyaan DARI MANA MAU KEMANA, Sebab itulah orang-orang suffi lebih senang mendengar/ mengatakan MA'RIFAT karena perkataan MA'RIFAT lebih tinggi nilainya, dengan pengertian seperti tersebut di bawah ini :

a. Niat lebih didahulukan dari pada ber-Amal.
b. Sunnah lebih dipentingkan dari pada fardhu.
c. Ta'at lebih diutamakan dari pada ber- Ibadah.

ARTINYA TASAWUF :

TA              TAKWA                      TAJERIT
SA              SABAR                        SOFA
WA            WARA/ WAJIB            WAFA
FA              FANA                          FANAFILLAH


Dengan mengetahui artinya TASAWUF, maka kita menjadilah FAKIR dan artinya :

FA                             FANA
KI                             KINA'AH
RA                            RIDHO

Barulah kita mengenal seperti Hadits yang termashur ini :
AWALLUDDIN MA'RIFATULLAH artinya AWAL AGAMA MENGENAL ALLAH

Sebelum mengenal ALLAH kenalilah Diri, setelah mengenal Diri terkenallah kepada ALLAH, bilamana sudah mengenal ALLAH Fanalah Diri atau tidak ada mempunyai diri lagi pada Hakikatnya hanya ALLAH.

Selanjutnya terlebih dahulu kita mengenal Diri, bilamana tidak mengenal/ mengetahui asalnya kejadian Diri maka tidaklah sempurna Ilmu yang kita pelajari.

MENGENAL DIRI TERBAGI 3 ( TIGA ) BAGIAN :

1. Harus mengetahui Asal Diri
2. Matikanlah Diri atau Tubuh kita yang ada ini ( Mati Ma'nawiyah )
3. Setelah Fana sekalian Diri didalam Diri, Uludiyah Allah Ta'ala dalam Ilmu Allah Ta'ala yang Qadim adanya.

Seperti kata ABDULLAH IBNU ABBAS RADIALLAH HUAN
Nabi. S.a.w. Bersabda;
"Sesungguhnya Allah Ta'ala telah menjadikan terlebih dahulu ialah NUR NABI MUHAMMAD S.A.W. yang dijadikan dari pada ZAT ALLAH".

ALLAH TA'ALA BERFIRMAN:
"AKU jadikan insan Adam dari pada Tanah" dan Tanah di jadian dari pada Air, Airpun dijadikan dari pada Nur Muhammad, maka Ruh dan Tubuh tersebut bernama NUR MUHAMMAD, kepada Ruh dan Tubuh inilah segal kainah, Insya ALLAH kita akan melihat kesempurnaannya ZAT WAJIBAL WUJUD, karena Tubuh kita yang kasar ini tidak dapat mengenal ALLAH, sebab fana yang dapat mengenal Allah dengan Nur Muhammad S.a.w. Siapa yang dapat mengenal/ meresapkan Nur Muhammad S.a.w. berarti ia mengenal atau mereesapkan Tuhannya, karena itu adalah kenyataan dari Wujud Allah yang kita miliki, seperti penglihatan, pendengaran, dan sebagainya yang berasal dari pada NUR.

ALLAH S.W.T. berfirman ( dalam Hadits Qudusi ):
"Matikanlah diri mu sebelum mati yang sebenarnya".

Mematikan diri adalah sebagai berikut:
Tidak kita berkuasa
Tidak kita berkehendak
Tidak kita tahu
Tidak kita hidup
Tidak kita mendengar
Tidak kita melihat
Tidak kita berkata-kata
, dan kesemunya itu hanya Allah-tetapi setelah fananya seluruh Diri/ Tubuh kita didalam UHUDIYAH ALLAH dengan Ilmu Allah yang Qadim,
dan selanjutnya ketahuilah SYIRR ALLAH DALAM DIRI/ TUBUH KITA, jika kita tidak mengetahui maka kita selalu bergelimang didalam DOSA.

NABI S.A.W. bersabda:
"Bermula Adam itu dosa yang lebih besar, maka tiap-tiap Diri/ Tubuh yang berdosa tidaklah sempurna untuk mengenal Allah, walaupun bagaimana berbaktinya tetap tidak sempurna, karena berbakti itu adalah umpama Diri/ Tubuh dengan Ruh,maka dari itu ketahuilah Syirr Allah yang sebenarnya didalam rahasiaa yang ada. ( jika kurang faham akan penjelasan ini bertanyalah kepada ahlinya/Guru yang mursyid).

API MA'RIFATULLAH

Dengan berlindung kepada Allah Swt, Pencetusan Api Ma’rifattullah dalam kalimah “ALLAH” saya awali.

Syahdan, nama Allah itu tidak akan pernah dapat dihilangkan, sebab nama Allah itu akan menjadikan Zikir bagi para Malaikat, Zikir para burung, Zikir para binatang melata, Zikir tumbuh-tumbuhan dan Zikir dari Nasar yang 4 (tanah, air, angin dan api) serta zikir segala makhluk yang ada pada 7 lapis langit dan 7 lapis bumi, juga zikir makhluk yang berdiam diantara langit dan bumi. (buka…..Al-Qur’an, Surah At-thalaq, ayat 1).

Adapun zikir para makhluk Allah yang kami sebutkan tadi tidaklah sama logatnya, dan tidak sama pula bunyi dan bacaannya. Tidak sedikit para akhli Sufi dan para wali-wali Allah yang telah mendengar akan bunyi zikir para makhluk itu, sungguh sangat beraneka ragam bunyinya.

Dalam Kitab Taurat, nama Zat yang maha Esa itu ada 300 banyaknya yang ditulis menurut bahasa Taurat, dalam Kitab Zabur juga ada 300 banyaknya nama Zat yang maha esa itu yang ditulis dengan bahasa Zabur.

Dalam Kitab Injil juga ada 300 banyaknya nama Zat yang Esa itu yang ditulis dengan bahasa Injil, dan dalam Kitab Al-Qur’an juga ada 99 nama Zat yang esa itu ditulis dalam bahasa Arab. Jika kita berhitung maka dari keempat kitab itu yang ditulis berdasarkan versinya, maka akan ada 999 nama bagi zat yang maha esa itu, dari jumlah tersebut maka yang 998 nama itu, adalah nama dari Sifat Zat yang maha Esa, sedangkan nama dari pada Zat yang maha esa itu hanya satu saja, yaitu “ ALLAH ”.

Diterangkan didalam Kitab Fathurrahman, berbahasa Arab, yaitu pada halaman 523. disebutkan bahwa nama Allah itu tertulis didalam Al-Qur’an sebanyak 2.696 tempat.

Apa kiranya hikmah yang dapat kita ambil mengapa begitu banyak nama Allah, Zat yang maha Esa itu bagi kita…?

Allah, Zat yang maha esa, berpesan :

“ Wahai Hambaku janganlah kamu sekalian lupa kepada namaku “

Maksudnya : Allah itu namaku dan Zatku, dan tidak akan pernah bercerai, Namaku dan Zatku itu satu.

Allah Swt juga telah menurunkan 100 kitab kepada para nabi-nabinya, kemudian ditambah 4 kitab lagi sehingga jumlah keseluruhan kitab yang telah diturunkan-Nya berjumlah 104 buah kitab, dan yang 103 buah kitab itu rahasianya terhimpun didalam Al-Qur’annul karim, dan rahasia Al-Qur’annul karim itu pun rahasianya terletak pada kalimah “ALLAH”.

Begitu pula dengan kalimah La Ilaha Ilallah, jika ditulis dalam bahasa arab ada 12 huruf, dan jika digugurkan 8 huruf pada awal kalimah La Ilaha Ilallah, maka akan tertinggal 4 huruf saja, yaitu Allah.

Ma’na kalimah ALLAH itu adalah sebuah nama saja, sekalipun digugurkan satu persatu nilainya tidak akan pernah berkurang, bahkan akan mengandung ma’na dan arti yang mendalam, dan mengandung rahasia penting bagi kehidupan kita selaku umat manusia yang telah diciptakan oleh Allah Swt dalam bentuk yang paling sempurna.

ALLAH jika diarabkan maka Ia akan berhuruf dasar Alif, Lam diawal, Lam diakhir dan Ha. Seandai kata ingin kita melihat kesempurnaannya maka gugurkanlah satu persatu atau huruf demi hurufnya.

• Gugurkan huruf pertamanya, yaitu huruf Alif (ا ), maka akan tersisa 3 huruf saja dan bunyinya tidak Allah lagi tetapi akan berbunyi Lillah, artinya bagi Allah, dari Allah, kepada Allahlah kembalinya segala makhluk.
• Gugurkan huruf keduanya, yaitu huruf Lam awal (ل ), maka akan tersisa 2 huruf saja dan bunyinya tidak lillah lagi tetapi akan berbunyi Lahu.
Lahu Mafissamawati wal Ardi, artinya Bagi Allah segala apa saja yang ada pada tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi.
• Gugurkan huruf ketiganya, yaitu huruf Lam akhir ( ل), maka akan tersisa 1 huruf saja dan bunyinya tidak lahu lagi tetapi Hu, Huwal haiyul qayum, artinya Zat Allah yang hidup dan berdiri sendirinya.

Kalimah HU ringkasnya dari kalimah Huwa, sebenarnya setiap kalimah Huwa, artinya Zat, misalnya :

Qul Huwallahu Ahad., artinya Zat yang bersifat kesempurnaan yang dinamai Allah. Yang dimaksud kalimah HU itu menjadi berbunyi AH, artinya Zat.

Bagi sufi, napas kita yang keluar masuk semasa kita masih hidup ini berisi amal bathin, yaitu HU, kembali napas turun di isi dengan kalimah ALLAH, kebawah tiada berbatas dan keatas tiada terhingga.

Perhatikan beberapa pengguguran – pengguguran dibawah ini :

Ketahui pula olehmu, jika pada kalimah ALLAH itu kita gugurkan Lam (ل ) pertama dan Lam (ل ) keduanya, maka tinggallah dua huruf yang awal dan huruf yang akhir (dipangkal dan diakhir), yaitu huruf Alif dan huruf Ha (dibaca AH).

Kalimah ini (AH) tidak dibaca lagi dengan nafas yang keluar masuk dan tidak dibaca lagi dengan nafas keatas atau kebawah tetapi hanya dibaca dengan titik.

Kalimah AH, jika dituliskan dengan huruf Arab, terdiri 2 huruf, artinya dalam bahasa disebutkan INTAHA (Kesudahan dan keakhiran), seandai saja kita berjalan mencari Allah tentu akan ada permulaannya dan tentunya juga akan ada kesudahannya, akan tetapi kalau sudah sampai lafald Zikir AH, maka sampailah perjalanan itu ketujuan yang dimaksudkan. (Silahkan bertanya kepada akhlinya)

Selanjutnya gugurkan Huruf Awalnya, yaitu huruf ALIF dan gugurkan huruf akhirnya, yaitu huruf HA, maka akan tersisa 2 buah huruf ditengahnya yaitu huruf LAM pertama (Lam Alif) dan huruf LAM kedua ( La Nafiah). Qaidah para sufi menyatakan tujuannya adalah Jika berkata LA (Tidak ada Tuhan), ILLA (Ada Tuhan), Nafi mengandung Isbat, Isbat mengandung Nafi tiada bercerai atau terpisah Nafi dan Isbat itu.

Selanjutnya gugurkan huruf LAM kedua dan huruf HU, maka yang tertinggal juga dua huruf, yaitu huruf Alif dan huruf Lam yang pertama, kedua huruf yang tertinggal itu dinamai Alif Lam La’tif dan kedua huruf itu menunjukkan Zat Allah, maksudnya Ma’rifat yang sema’rifatnya dalam artian yang mendalam, bahwa kalimah Allah bukan NAKIRAH, kalimah Allah adalah Ma’rifat, yakni Isyarat dari huruf Alif dan Lam yang pertama pada awal kalimah ALLAH.

Gugurkan tiga huruf sekaligus, yaitu huruf LAM pertama, LAM kedua, dan HU maka tinggallah huruf yang paling tunggal dari segala yang tunggal, yaitu huruf Alif (Alif tunggal yang berdiri sendirinya).

Berilah tanda pada huruf Alif yang tunggal itu dengan tanda Atas, Bawah dan depan, maka akan berbunyi : A.I.U dan setiap berbunyi A maka dipahamhan Ada Zat Allah, begitu pula dengan bunyi I dan U, dipahamkan Ada Zat Allah dan jika semua bunyi itu (A.I.U) dipahamkan Ada Zat Allah, berarti segala bunyi/suara didalam alam, baik itu yang terbit atau datangnya dari alam Nasar yang empat (Tanah, Air, Angin dan Api) maupun yang datangnya dan keluar dari mulut makhluk Ada Zat Allah.

Penegasannya bunyi atau suara yang datang dan terbit dari apa saja kesemuanya itu berbunyi ALLAH, nama dari Zat yang maha Esa sedangkan huruf Alif itulah dasar (asal) dari huruf Arab yang banyaknya ada 28 huruf.

Dengan demikian maka jika kita melihat huruf Alif maka seakan-akan kita telah melihat 28 huruf yang ada. Lihat dan perhatikan sebuah biji pada tumbuh-tumbuhan, dari biji itulah asal usul segala urat, batang, daun, ranting, dahan dan buahnya.

Syuhudul Wahdah Fil Kasrah, Syuhudul Kasrah Fil Wahdah.

Pandang yang satu kepada yang banyak dan pandang yang banyak kepada yang satu maka yang ada hanya satu saja yaitu satu Zat dan dari Zat itulah datangnya Alam beserta isinya.

Al-Qur’an yang jumlah ayatnya 6666 ayat akan terhimpun kedalam Suratul Fatekha, dan Suratul Fatekha itu akan terhimpun pada Basmallah, dan Basmallah itupun akan terhimpun pada huruf BA, dan huruf BA akan terhimpun pada titiknya (Nuktah). Jika kita tilik dengan jeli maka titik itulah yang akan menjadi segala huruf, terlihat banyak padahal ia satu dan terlihat satu padahal ia banyak.
Selanjutnya Huruf-huruf lafald Allah yang telah digugurkan maka tinggallah empat huruf yang ada diatas lafald Allah tadi, yaitu huruf TASYDID (bergigi tiga, terdiri dari tiga huruf Alif) diatas Tasydid adalagi satu huruf Alif.

Keempat huruf Tasydid itu adalah isyarat bahwa Tuhan itu Ada, maka wajib bagi kita untuk mentauhidkan Asma Allah, Af’al Allah, Sifat Allah dan Zat Allah.
Langkah terakhir gugurkan keseluruhannya, maka yang akan tinggal adalah kosong.
LA SAUTUN WALA HARFUN, artinya tidak ada huruf dan tiada suara, inilah kalam Allah yang Qadim, tidak bercerai dan terpisah sifat dengan Zat.

Tarku Mayiwallah (meninggalkan selain Allah) Zat Allah saja yang ada.
La Maujuda Illallah (tidak ada yang ada hanya Allah).

Sembilan kali sudah kita menggugurkan kalimah Allah, seandainya juga belum dapat dipahami maka tanyakanlah kepada akhlinya.
Read More..